Kamis, 06 Desember 2012

Menjadi Orang-orang yang Pertama



Bismillah..
Siapa yang tidak kenal dengan Neil Amstrong? Yah,(konon katanya) dia adalah orang pertama yang berhasil mendarat di bulan. Berlepas dari polemik benar tidaknya berita itu, yang jelas hal itulah yang mengangkat nama beliau sampai dikenal di seluruh dunia. Senada dengan Alexander Graham Bell yang juga dikenal oleh penduduk dunia karena menjadi orang pertama yang menggunakan alat komunikasi jarak jauh. Atau dalam tokoh Islam kita tidak asing dengan nama Bilal Bin Rabah yang merupakan Muadzin pertama di dunia, Abu Bakr ash Shiddiq radiyallahu ‘anhu, seorang khalifah Islam pertama di dunia. Kita juga bisa mengenal Sumaiyah karena menjadi wanita pertama yang syahid. Memang, diantara semua tokoh-tokoh terkenal di dunia, sebagian besar diantaranya terkenal karena menjadi yang pertama dalam suatu perbuatan.

Ketika melihat suatu perbuatan,mungkin jarang diantara kita bertanya, siapa yah yang pertama kali melakukan perbuatan ini? Misalnya, kita melihat fenomena sekarang, Alhamdulillah sudah banyak muslimah yang mengenakan cadar, khususnya di Kab. Sidrap ini. Tapi Pernah tidak kita bertanya-tanya, kira-kira siapa yah muslimah pertama yang mengenakan cadar di Sidrap? Atau misalnya, ketika kita shalat berjamaah di sebuah masjid, kita bertanya siapa yah yang pertama kali shalat di masjid ini?

Mungkin bukan sesuatu yang penting mengetahui siapa orang yang memulai suatu perbuatan. Tapi, yang ingin kita ketahui di sini bahwasannya sebagaimana tadi para tokoh dunia bisa terkenal karena menjadi yang pertama, maka kita katakan tentulah menjadi yang pertama merupakan perkara yang tidak biasa. Yah, menjadi yang pertama merupakan perkara yang sangat LUAR BIASA! karena dengannya kita menjadi perintis, kita menjadi contoh yang akan diikuti oleh orang lain.

Allah berfirman:
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka jannah (surga-surga) yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (At-Taubah:100)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa yang merintis(memulai) dalam agama Islam sunnah(perbuatan) yang baik maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang melakukannya(mengikutinya) setelahnya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka. (HR. Muslim No. 1016)

Dengan Hal ini pulalah kemuliaan yang luar biasa didapatkan oleh para shahabat (orang-orang beriman yang hidup di zaman) Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Mereka menjadi orang-orang yang pertama yang melakukan sunnah-sunnah Rasul yang kemudian diikuti oleh kita, Umat Muslim hingga hari ini, bahkan hingga hari kiamat. Pahalanya terus mengalir meskipun mereka telah tiada.
Saudaraku.. Inilah Salah satu Trik Jitu dalam berfastabiqul khairat, yaitu dengan menjadi contoh bagi orang lain.

Untuk itu, marilah kita berusaha menjadi yang pertama dalam kebaikan. Di kampus, di dunia para aktivis dakwah, mereka bergelut dalam perkara kemuliaan. Siapa yang pertama(dan masih istiqomah)? Nah itulah yang memiliki keutamaan lebih di sisi Allah azza wa jalla.  Mari memulai kebaikan! Peluang besar bagi ikhwa yang tinggal di kampung yang biasanya masih belum tersentuh sunnah. Misalnya di kampung kalau resepsi pernikahan biasanya orang bercampur baur dan banyak hal-hal yang bertentangan dengan syariat, maka kita bisa menjadi yang pertama melakukan resepsi pernikahan secara syar’i di kampung itu. Nah, kalau ada yang ngikut, automatically pahalanya akan tertransfer masuk ke rekening kita tanpa mengurangi saldonya. 

Sebaliknya mari kita menghindari untuk menjadi yang pertama dalam keburukan. Jangan sampai dengan itu kita menjadi contoh dan orang lain mengikutinya (perbuatan buruk itu). Kalau kita telah berada di dunia ikhwa yang pada asalnya jauh dari gemerlap keduniaan. Jangan memulai perkara non-ukhrawi-oriented. Misalnya, kata-kata lebay seperti ciyus enelan miapah dkk yang belakangan ini marak. Kata-kata seperti ini sama sekali tidak bermanfaat bahkan justru membuat orang lain jengkel(misalnya aku).
“Eh, antum tau tidak? si Fulan sedang mengikuti PPSMK!”
“Truss..  ana wajib bilang Woow gitu?
Gawatt..Kalau lingkungan ikhwa sudah mulai terkontaminasi menggunakan kata-kata lebaayy seperti ini... Woy! cepat cari orangnya!!! Siapa yang memulai itu??? Hajarr diaa!! hehe..

Al Hujjatul Islam Al Imam al Ghazali pernah mengatakan: Sungguh beruntung mereka yang meninggal dunia dan dosanya turut terputus. Dan lebih beruntung lagi, mereka yang meninggal dunia tapi pahalanya terus mengalir.

Oia, Hari ini(7 Desember 2012), aku mendapatkan kesempatan untuk menjadi salah satu orang pertama dalam perkara kebaikan. Yakni, menjadi orang-orang pertama yang shalat Jumat di Masjid Dzulhijrah, Baranti. Di Bone juga aku pernah menjadi salah satu dari orang-orang pertama yang shalat Jumat. Tentu saja ini tidak bisa disamakan dengan para pelaku sejarah yang mencatat namanya sebagai orang2 pertama tadi. Ini memang sangat sederhana tapi saya berharap mendapatkan keutamaan “orang2 pertama” tadi.

Hari ini masjid Dzulhijrah melaksanakan shalat jumat perdananya. Aku merasa beruntung bisa termasuk orang2 pertama yang shalat jumat di tempat itu. Terlebih lagi, Keberuntungan tidak berhenti sampai di situ. Seusai shalat Jumat, jamaah diundang untuk makan siang. Wah, momennya tepat ketika aku sedang lapar. Namun, sayangnya saat itu penyakit Schizofreniaku kambuh. Tiba-tiba saja Aku ingin segera meninggalkan keramaian itu. Tiba-tiba aku ingin bersendiri bersama pikiranku. Aku tahu Memenuhi undangan itu wajib. Maka, aku ambil saja minuman lalu segera pergi. Yaah, Sudah menjadi kebiasaanku:
Datang tak diduga, perginya pun secara tiba-tiba..
Datang tak ditunggu, pulangnya tidak ada yang tau..
Datang tak diminta, perginya tanpa berita.. hehe..

Rappang, Jumat 7 Des. 2012 Pukul 14.17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar