Bismillah..
Siapa yang tidak kenal dengan Neil Amstrong? Yah,(konon
katanya) dia adalah orang pertama yang berhasil mendarat di bulan. Berlepas
dari polemik benar tidaknya berita itu, yang jelas hal itulah yang mengangkat
nama beliau sampai dikenal di seluruh dunia. Senada dengan Alexander Graham
Bell yang juga dikenal oleh penduduk dunia karena menjadi orang pertama yang
menggunakan alat komunikasi jarak jauh. Atau dalam tokoh Islam kita tidak asing
dengan nama Bilal Bin Rabah yang merupakan Muadzin pertama di dunia, Abu Bakr
ash Shiddiq radiyallahu ‘anhu, seorang khalifah Islam pertama di dunia. Kita
juga bisa mengenal Sumaiyah karena menjadi wanita pertama yang syahid. Memang,
diantara semua tokoh-tokoh terkenal di dunia, sebagian besar diantaranya
terkenal karena menjadi yang pertama dalam suatu perbuatan.
Ketika melihat suatu perbuatan,mungkin jarang diantara kita
bertanya, siapa yah yang pertama kali melakukan perbuatan ini? Misalnya, kita
melihat fenomena sekarang, Alhamdulillah sudah banyak muslimah yang mengenakan
cadar, khususnya di Kab. Sidrap ini. Tapi Pernah tidak kita bertanya-tanya,
kira-kira siapa yah muslimah pertama yang mengenakan cadar di Sidrap? Atau
misalnya, ketika kita shalat berjamaah di sebuah masjid, kita bertanya siapa
yah yang pertama kali shalat di masjid ini?
Mungkin bukan sesuatu yang penting mengetahui siapa orang
yang memulai suatu perbuatan. Tapi, yang ingin kita ketahui di sini bahwasannya
sebagaimana tadi para tokoh dunia bisa terkenal karena menjadi yang pertama,
maka kita katakan tentulah menjadi yang pertama merupakan perkara yang tidak
biasa. Yah, menjadi yang pertama merupakan perkara yang sangat LUAR BIASA!
karena dengannya kita menjadi perintis, kita menjadi contoh yang akan diikuti
oleh orang lain.
Allah berfirman:
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam)
di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun
ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka jannah
(surga-surga) yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (At-Taubah:100)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa
yang merintis(memulai) dalam agama Islam sunnah(perbuatan) yang baik maka
baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang
melakukannya(mengikutinya) setelahnya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala
mereka. (HR. Muslim No. 1016)
Dengan Hal ini pulalah kemuliaan yang luar biasa didapatkan
oleh para shahabat (orang-orang beriman yang hidup di zaman) Nabi Muhammad
Shallallahu alaihi wa sallam. Mereka menjadi orang-orang yang pertama yang
melakukan sunnah-sunnah Rasul yang kemudian diikuti oleh kita, Umat Muslim
hingga hari ini, bahkan hingga hari kiamat. Pahalanya terus mengalir meskipun
mereka telah tiada.
Saudaraku.. Inilah Salah satu Trik Jitu dalam berfastabiqul
khairat, yaitu dengan menjadi contoh bagi orang lain.
Untuk itu, marilah kita berusaha menjadi yang pertama dalam
kebaikan. Di kampus, di dunia para aktivis dakwah, mereka bergelut dalam
perkara kemuliaan. Siapa yang pertama(dan masih istiqomah)? Nah itulah yang
memiliki keutamaan lebih di sisi Allah azza wa jalla. Mari memulai kebaikan! Peluang besar bagi
ikhwa yang tinggal di kampung yang biasanya masih belum tersentuh sunnah. Misalnya
di kampung kalau resepsi pernikahan biasanya orang bercampur baur dan banyak
hal-hal yang bertentangan dengan syariat, maka kita bisa menjadi yang pertama
melakukan resepsi pernikahan secara syar’i di kampung itu. Nah, kalau ada yang
ngikut, automatically pahalanya akan tertransfer masuk ke rekening kita tanpa
mengurangi saldonya.
Sebaliknya mari kita menghindari untuk menjadi yang pertama
dalam keburukan. Jangan sampai dengan itu kita menjadi contoh dan orang lain
mengikutinya (perbuatan buruk itu). Kalau kita telah berada di dunia ikhwa yang
pada asalnya jauh dari gemerlap keduniaan. Jangan memulai perkara non-ukhrawi-oriented. Misalnya, kata-kata
lebay seperti ciyus enelan miapah dkk yang belakangan ini marak. Kata-kata
seperti ini sama sekali tidak bermanfaat bahkan justru membuat orang lain
jengkel(misalnya aku).
“Eh, antum tau tidak? si Fulan sedang mengikuti PPSMK!”
“Truss.. ana wajib
bilang Woow gitu?
Gawatt..Kalau lingkungan ikhwa sudah mulai terkontaminasi menggunakan
kata-kata lebaayy seperti ini... Woy! cepat cari orangnya!!! Siapa yang memulai
itu??? Hajarr diaa!! hehe..
Al Hujjatul
Islam Al Imam al Ghazali pernah mengatakan: Sungguh beruntung mereka yang
meninggal dunia dan dosanya turut terputus. Dan lebih beruntung lagi, mereka
yang meninggal dunia tapi pahalanya terus mengalir.
Oia, Hari ini(7 Desember 2012), aku mendapatkan kesempatan untuk menjadi salah satu
orang pertama dalam perkara kebaikan. Yakni, menjadi orang-orang pertama yang
shalat Jumat di Masjid Dzulhijrah, Baranti. Di Bone juga aku pernah menjadi salah satu dari orang-orang pertama yang shalat Jumat. Tentu saja ini tidak bisa disamakan
dengan para pelaku sejarah yang mencatat namanya sebagai orang2 pertama tadi. Ini
memang sangat sederhana tapi saya berharap mendapatkan keutamaan “orang2
pertama” tadi.
Hari ini masjid Dzulhijrah melaksanakan shalat jumat perdananya. Aku
merasa beruntung bisa termasuk orang2 pertama yang shalat jumat di tempat itu.
Terlebih lagi, Keberuntungan tidak berhenti sampai di situ. Seusai shalat
Jumat, jamaah diundang untuk makan siang. Wah, momennya tepat ketika aku sedang
lapar. Namun, sayangnya saat itu penyakit Schizofreniaku kambuh. Tiba-tiba saja
Aku ingin segera meninggalkan keramaian itu. Tiba-tiba aku ingin bersendiri
bersama pikiranku. Aku tahu Memenuhi undangan itu wajib. Maka, aku ambil saja
minuman lalu segera pergi. Yaah, Sudah menjadi kebiasaanku:
Datang tak diduga, perginya pun secara tiba-tiba..
Datang tak ditunggu, pulangnya tidak ada yang tau..
Datang tak diminta, perginya tanpa berita.. hehe..
Rappang, Jumat 7 Des. 2012 Pukul 14.17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar