Rabu, 26 Desember 2012

Kita, Semangat dan Tekad Kita: Bukan Tentang Naruto.

Bismillah..

Ada banyak hal dalam cerita Naruto yang ternyata bisa dikaitkan dengan kehidupan nyata. Salah satunya ialah kesamaan antara Hokage Konoha dgn Presiden di Indonesia. Hokage pertama: Shodaime Hasirama dikenal sebagai Founding Fathernya Konoha, sebagaimana Sukarno yg juga dikenal sbg founding fathernya Indonesia. Hokage kedua Senju Tobirama, penerus dari Shodaime memiliki ciri khas berambut putih, sama dengan soeharto. Hokage ketiga, Sarutobi dikenal sebagai orang yang jenius karena menguasai semua jurus konoha. Tidak jauh beda dengan BJ. Habibie yang merupakan presiden paling pintar. Hokage keempat, Minato memimpin Konoha hanya sebentar. Sama Presiden kita yang keempat, Gus Dur hanya memimpin kurleb 2 tahun. Hokage kelima, Tsunade merupakan Hokage perempuan yang pertama dan juga merupakan keturunan dari Hokage pertama. Sama persis dengan Megawati. Hokage keenam belum ada. Tapi, kayaknya Hatake Kakashi. Yaah, dari sisi ketampanan, tidak kalah dengan SBY. Tapi ini bukan tentang Naruto.

Naruto telah menjadi salah satu anime papan atas dunia. Anak-anak, remaja, orangtua, laki-laki perempuan, kaya dan miskin, bisa dibuat tertarik dengan Naruto. Inilah buah kreativitas dan imajinasi yang tinggi dari seorang Masashi Kishimoto. Sejak SMA hingga sekarang, saya menemukan 1 pesan penting di dalam ceritanya: Semangat dan tekad yang Kuat. Namun, ternyata banyak juga hal-hal yang tidak masuk akal bahkan cukup berbahaya bagi pemikiran yang dikandung pada kartun made in Japan ini. Banyak juga kasus pembunuhan yang dikaitkan dengan kartun ini. Tapi sekali lagi ini bukan tentang Naruto.

******

Bayangkan kita sedang berada di sebuah hutan yang mana di dalamnya ada begitu banyak binatang buas. Apakah kita akan pasrah hanya berdiam diri menunggu sampai binatang buas itu memangsa tubuh kita? Saya yakin, tidak. Allah menganugerahkan kepada setiap manusia insting survival atau kemampuan untuk bertahan hidup. Otak kita akan berputar cepat, terus berusaha menemukan segala cara untuk bisa menyelamatkan diri. Kita mungkin akan berlari, melompat, memanjat, menerjang, bersembunyi, bahkan melawan! Kita akan mengerahkan semua kemampuan yang kita miliki untuk bisa menyelamatkan diri.

Dakwah membutuhkan pemikiran tajam serta usaha yang bijak..

Saudaraku*, berbagai problematika yang ada, apakah keluarga yang melarang, teman2 yang menjauh, ikhwa yang aneh2 ataupun yang lainnya, bukanlah hal yang bisa membuat kita pasrah begitu saja pada keadaan dan berhenti, serta keluar dari jalan dakwah. Kalau kita memang telah yakin bahwa jalan inilah yang terbaik, maka Kita seharusnya berusaha menemukan cara untuk mengatasi semua itu. Halangan apapun yang kita hadapi tidaklah serta merta membuat kita lari meninggalkannya.


****

 Bayangkan diri kita berada di tengah-tengah sawah dimana sekeliling kita terdapat begitu banyak duri tajam yang siap menyayat dan merobek telapak kaki. Apakah kita hanya akan berdiri diam saja di situ sampai mati? Sama halnya dengan dakwah ini. Sejak awal, kita tahu bahwa di jalan ini ada begitu banyak duri tajam. Namun hal itu tidak membuat kita menghentikan langkah. Kita akan berusaha sebisa mungkin menghindari duri-duri yang ada. Dan kalaupun kaki kita menginjaknya, kita tidak akan berhenti. Kita akan terus melangkah walaupun dengan kaki yang berdarah darah..karena kita betul-betul ingin tiba di tempat tujuan. Jangan habiskan waktu dengan menghitung berapa banyak duri yang menghalang. Jangan habiskan waktu dengan mengukur seberapa tajam duri yang bertebaran. Tapi, pikirkanlah bahwa di ujung jalan ini menanti sebuah keindahan. Di ujung jalan ini menanti sebuah tempat yang penuh dengan kenikmatan yang pasti akan menghapuskan semua rasa perih dari luka tusukan duri-duri itu..

Dakwah membutuhkan motivasi dan harapan..

Ada  ungkapan yang mengatakan, “Jika ada Jalan yang tak berpenghujung, maka itulah jalan Dakwah”.  Tidak tahu siapa yang berkata demikian, tapi di sini Saya ingin mengatakan, sebenarnya Jalan dakwah ini memiliki ujung. Bukan fantasi atau imajinasi belaka. Tapi benar-benar fakta! Hanya saja ia terlalu jauh untuk kita ukur. Terlalu dahsyat untuk kita pikirkan.... Karena Ujungnya ialah Surga.. Salah seorang salaf pernah mengatakan: ”Dunia bukanlah tempat untuk beristirahat dan bersenang-senang. Nantilah ketika kaki ini telah melangkahkan kaki memasuki Surga Allah. Di situlah tempatnya kita beristirahat dan bersenang-senang”.

Dakwah ini membutuhkan tekad. Tekad untuk tetap bertahan dan menghadapi semua tantangan yang ada. Tekad untuk terus maju, hingga meraih apa yang dituju.

Saudaraku*..  Jangan berlebihan memaknai tantangan dalam dakwah. Apa yang kita hadapi hari ini, tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan pengorbanan para Rasul Allah. Hari ini, Penghalang terbesar sesungguhnya ada pada diri kita sendiri. Memang tidak mudah. Mengingat musuh kita, syaitan tidak pernah malas dalam bekerja, tidak pernah menyerah, dan tidak pernah berhenti meluncurkan serangan. Sementara kita, tatkala kemalasan melanda, tatkala semangat menurun, kita enggan bekerja. Tatkala rasa takut menyergap, kita mundur. Tatkala kesulitan demi kesulitan datang silih berganti, kita menyerah dan berhenti.
Jika engkau menikahi seorang gadis hanya karena mengandalkan perasaan cinta, maka engkau akan meninggalkanya. Karena yang namanya perasaan itu akan mengalami fluktuasi. Ia akan naik turun berdasarkan banyak faktor. Ketika dia masih muda, masih cantik, mungkin perasaan itu masih bertahan. Namun, ketika kecantikannya mulai memudar, terkikis oleh usia senja, maka perasaan itu pun akan turut berkurang. Tidak cukup hanya dengan cinta, namun dibutuhkan komitmen yang kuat.

Saudaraku*..Dakwah ini membutuhkan cinta yang benar. Cinta yang dibangun atas komitmen yang kokoh dan pendirian yang teguh. Kita bergabung dalam dakwah bukan hanya ketika senang-senangnya saja. Bukan hanya Ketika mudah-mudahnya saja. Lantas, di saat susah-susah kita pergi meninggalkannya. Tidak begitu! Tapi, Kita bekerja dalam  dakwah baik dalam suka maupun duka.  Baik ketika semangat ini berkobar, maupun redup, kita harus tetap bekerja.

Ketika kemalasan menjenguk, kita katakan dengan tegas: “Pergilah! aku tidak ada waktu buatmu!!!:. Tidak ada waktu untuk bermalas malasan. Karena kita tau, musuh kita tidak pernah malas.

Ketika kesulitan demi kesulitan, kesedihan demi kesedihan datang silih berganti, kita tersenyum sembari mengatakan: “kemarilah, aku selalu siap dan akan segera menjemputmu”. Karena kita tahu di dunia ini, tidak ada kesulitan kecuali terdapat kemudahan di baliknya. Apapun itu, kita tidak akan berhenti. Karena kita tahu bahwa balasan atas semua ini ialah Surga Allah subehanahu wata’ala.

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (TQS. Al Fushshilat: 30)

Kita butuh pendirian yang teguh.

***

Dakwah ini agak mirip ketika orang menonton filem Naruto. Sebenarnya orang-orang sudah tahu, bahwa ujung-ujungnya pastilah Naruto yang akan menang, hidup bahagia, dan menjadi Hokage seperti yang diimpikannya. Tapi, mereka tetap saja menontonnya. Bersabar menikmati setiap episode demi episodenya. Kita sudah tau, bahwa Islam ini ujung-ujungnya pasti akan jaya. Kebaikan dan kebenaran pasti akan menang mengalahkan kebathilan. Namun, kita tetap saja menjalankannya. Menikmati episode demi episode perjuangan di dalamnya. Tetaplah semangat! tetaplah bersungguh-sungguh dalam berjuang, walau kita tahu bahwa kita pasti menang.

Sekali lagi yang kita butuhkan ialah tekad yang kuat.

Sepenggal lirik nasyid..
Kami sadari jalan ini penuh onak dan duri,
Aral menghadang dan kedzaliman yang akan kami hadapi..
Kami relakan jua serahkan dengan TEKAD di hati..(Tekad, Izzis)

Wallohu a’lam

*”Saudaraku” yang kami maksud ialah diri kami sendiri..

Ba’da Subuh di Rappang, Khamis 27 Desember 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar