Sabtu, 10 November 2012

Sang Pelukis Pelangi yang Terguyur Hujan


Suatu masa dimana langitku serasa begitu mencekam..
Beberapa masa setelah siangku hangus dilahap malam..
ketika hanya ada kebisuan berpadu dengan dentangan jam..
ketika sekelilingku menjelma menjadi hutan yang kelam..
Saat itulah sepihan mozaik mengungkit segala gundah masa silam.

Kata orang, aku seorang yang pemarah nan garang..
Bagai elang yang terbang melayang layang..
Siap Menyambar mangsa tanpa bayang bayang..
Tapi bagiku, aku seorang periang yang penyayang..
Akulah sang merpati yang bermimpi hendak memetik bintang-bintang..


Duhai pria yang mengenakan jubah kesederhanaan..
mengendap datang membawa sekuntum kesempurnaan..
Memberiku ratusan kalung kebanggaan..
Mengalirkan ribuan arus kebahagiaan..

Ketika pundakku tak mampu menahan beratnya beban..
Ketika hatiku dilanda kesedihan..
kau bawakan setangkai senyuman..
Dan itu memberiku segenggam kekuatan..

Suatu masa, ketika mentari sinarnya tertutup awan..
Tangis pun pecah melihatmu tertutup kafan..
Kau telah pergi meninggalkan satu pertanyaan..
Siapa yang bisa kujadikan sandaran?

Duhai ksatriaku yang rupawan..
sungguh, Cintamu bermuara pada samudera kerinduan..
Kerinduan yang membuatku diam menatap rinai hujan..
Hujan yang menghapus segala kenangan..
Kenangan yang tak mungkin bisa kulupakan..
Kenangan tentang cinta yang takkan tergantikan..

Masjid AtTauhid Rappang, Malam Kamis, 7 November 2012.
Suatu malam di sudut surau yang terguyur hujan.

1 komentar: