Sabtu, 04 Agustus 2012
Dakwah Si Anak Kecil
Sebuah Kisah Nyata yang menggugah bagi pejuang dakwah islam.. Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran..
“menjadi kebiasaan di hari jum’at, seorang imam masjid dan anaknya yang berumur 11 tahun membagi brosur di jalan-jalan dan keramaian,
sebuah brosur da’wah yang berjudul “thariiqun ilal jannah” (jalan menuju Jannah).
Namun kali ini, cuaca sangat dingin, ditambah rintik air hujan yang membuat orang benar-benar malas untuk keluar rumah.
Si anak telah siap memakai pekaian tebal dan jas hujan untuk mencegah dinginnya udara,
lalu ia berkata kepada sang ayah,
“saya sudah siap, ayah!”
“siap untuk apa nak?”
“ayah, bukankah ini waktunya kita membagikan brosur ‘jalan menuju jannah’?”
“udara di luar sangat dingin, apalagi ditambah gerimis”
“tapi ayah, meski udara sangat dingin, tetap saja ada orang yang jalan menuju neraka!”
“ayah tidak tahan dengan suasana dingin di luar”
“ayah, jika diizinkan, saya ingin menyebarkan brosur itu sendirian”
Sang ayah diam sejenak, lalu berkata “baiklah, pergilah dengan membawa beberapa brosur yang ada”
Anak itupun keluar ke jalanan kota untuk membagi brosur kepada orang yang dijumpainya, juga dari pintu ke pintu.
Dua jam berjalan, dan brosur hanya tersisa sedikit saja.
Jalanan sepi, dan ia tidak menjumpai lagi orang yang lalu lalang di jalanan.
Ia pun mendatangi sebuah rumah untuk membagikan brosur itu.
Ia pencet tombol bel rumah, namun tak ada jawaban.
Ia pencet lagi, dan tak ada yang keluar.
Hampir saja ia pergi, namun seakan ada suatu rasa yang menghalanginya.
Untuk kesekian kali, ia memencet bel, dan ia ketuk pintu dengan lebih keras.
Ia tunggu beberapa lama, hingga pintu terbuka pelan.
Ada wanita tua keluar dengan raut wajah yang menyiratkan kesedihan yang dalam.
Wanita itu berkata, “apa yang bisa dibantu wahai anakku?”
Dengan wajah ceria dan senyum yang bersahabat, si anak berkata: “Nek, maaf jika saya mengganggu Anda, saya hanya ingin mengatakan bahwa Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda. Dan saya membawa brosur da’wah untuk Anda yang menjelaskan bagaimana Anda mengenal Allah, apa yang seharusnya dilakukan menusia, dan bagaimana memperoleh ridho-NYA.”
Anak itu menyerahkan brosurnya,dan sebelum ia pergi, wanita itu sempat berkata “terimakasih nak.”
Sepekan Kemudian
Usai shalat jum’at, seperti biasa imam masjid berdiri dan menyampaikan sedikit taushiyah, lalu berkata “adakah diantara hadirin yang ingin bertanya atau menyampaikan sesuatu?”
Di barisan belakang, terdengar suara wanita tua berkata,
“tak ada di antara hadirin ini mengenaliku, dan baru kai ini saya datang ke tempat ini.
Sebelum jumat yang lalu, saya belum menjadi seorang muslimah,
dan tidak pernah terfikir untuk menjadi seperti ini sebelumnya.
Sekitar sebulan lalu suamiku meninggal, padahal dia satu-satunya orang yang saya miliki di dunia ini.
Hari jum’at yang lalu, saat udara sangat dingin dan gerimis, saya kalap, karena tak tersisa lagi harapanku untuk hidup. Maka saya mengambil tali dan kursi, lalu saya membawanya ke kamar atas di rumahku.
Saya ikat satu ujung tali di kayu atap.
Saya berdiri di kursi, lalu saya kalungkan ujung tali yang satunya ke leher,
saya memutuskan untuk bunuh diri.
Tapi, tiba-tiba terdengar olehku suara bel rumah di lantai bawah.
Saya menunggu sesaat dan tidak menjawab, “paling sebentar lagi pergi, batinku”.
Tapi ternyata bel berdering lagi, dan kuperhatikan ketukan pintu semakin keras terdengar.
Lalu saya lepas tali yang melingkar di leher, dan saya turun untuk sekedar melihat siapa yang mengetuk pintu.
Saat kubuka pinta, ku lihat seorang bocah dengan wajah ceria, dengan senyuman laksana malaikat, dan aku belum pernah melihat anak seperti itu.
Ia mengatakan kata-kata yang sangat menyentuh sanubariku,
“saya hanya ingin mengatakan bahwa Allah mencintai anda dan akan menjaga anda.”
Kemudian anak itu menyodorkan brosur kepadaku yang berjudul “jalan menuju jannah”.
Akupun segera menutup pintu, aku mulai membaca isi brosur.
Setelah membacanya, aku naik ke lantai atas, melepaskan ikatan tali di atap dan menyingkirkan kursi.
Saya telah mantap untuk tidak memerlukan itu lagi selamanya.
Anda tahu, saat ini saya merasa benar-benar merasa sangat bahagia karena bisa mengenal Allah yang Esa,
dan tidak ada Illah yang haq disembah selain DIA.
Dan karena alamat markas da’wah tertera di brosur itu,
maka saya datang kesini sendirian untuk mengucapkan pujian kepada Allah,
kemudian berterima kasih kepada kalian,
kususnya “malaikat” kecil yang telah mendatangiku pada saat yang sangat tepat.
Mudah-mudahan itu menjadi sebab selamatnya saya dari kesengsaraan menuju kebahagiaan jannah yang abadi.
Mengalirlah air mata para jamaah yang hadir di masjid,
gemuruh takbir. Allahu Akbar. Menggema di ruangan.
Sementara sang Imam turun dari mimbarnya, menuju shaf paling depan,
tempat dimana puteranya yang tak lain adalah “malaikat” kecil itu duduk.
Sang ayah mendekap dan mencium anaknya diiringi tangisan haru. Allahu Akbar!”
Lihatlah antusias anak kecil itu tatkala berda’wah,
hingga dia mengatakan “tapi ayah, meski udara sangat dingin, tetap saja ada orang yang berjalan menuju neraka!”, ia tak bisa membiarkan manusia berjalan menuju neraka.
Ia ingin kiranya dapat mencegah mereka, lalu membimbingnya menuju jalan ke jannah.
Lihat pula bagaimana ia berda’wah, menunjukkan wajah ceria dan memberikan kabar gembira,
“saya hanya ingin mengatakan bahwa Allah mencintai anda dan akan menjaga anda”.
Siapa yang tidak terenyuh hati yang mendengar kata-katanya?
Berda’wah dengan apa-apa yang ia mampu, juga patut dijadikan teladan.
Bisa jadi, tanpa kita sadari, cara da’wah sederhana yang kita lakukan ternyata berdampak luar biasa.
Menjadi sebab datangnya hidayah bagi seseorang.
Padahal, satu orang yang mendapat hidayah dengan sebab da’wah kita,
lebih baik bagi kita daripada mendapat hadiah onta merah. Wallahu a’lam bishawab.
[Abu Umar Abdillah; Ar-risalah No.131/vol.XVI/10 Jumadil Akhir – Rajab 1433 H/Mei 2012]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ILMU GRAFIS
azRiemaginer
Today is
References
Jumlah Pengunjung
Labels
- azrie design (12)
- Do you know (18)
- Download (7)
- Dunia Luar (1)
- Fatwa (5)
- Indonesiaku (11)
- Jihad (5)
- Kesehatan (4)
- Kisah (10)
- Makassar (8)
- My Mind (47)
- Review Buku (3)
- Tarbiyah (9)
- Tazkiyatun Nafs (7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar