Selasa, 24 Januari 2012

Mari Bercinta Di Surga


“…Peliharalah hati kami agar tak tertimbun dosa dan maksiat. Peliharalah hati kami dari segala noda dunia. Taburkanlah hati kami dengan iman agar terpelihara kami dari kesesatan dunia yang membelenggu dan dipenuhi segala mara bahaya…”
***
Kawanku yang mulia, kali ini ingin kuajak engkau terbang ke Negeri Penuh Cinta yang begitu mempesona. Kita akan menyusuri keindahan negeri tersebut melalui untaian penaku. Penaku akan memeraskan tintanya hingga terajutlah komposisi kata-kata yang tersusun menjadi paragraf-paragraf. Aku memohon kepada Allah سبحانه و تعالى agar komposisi kata-kata tersebut mampu menyegarkan kembali iman kita yang mungkin terkikis oleh fitnah-fitnah di akhir zaman ini.
Aku berjanji bahwa petualangan kita ini tak akan menjemukan atau melelahkan namun akan menyejukkan jiwa dan raga. Bagaimana tidak? Allah سبحانه و تعالى telah menyediakan di dalamnya segala sesuatu yang kita inginkan, bahkan lebih dari apa yang kita inginkan.
وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الأنْفُسُ وَتَلَذُّ الأعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“..dan di dalam Surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya..”[1]

Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
“..barang siapa masuk ke dalamnya ia pasti akan mendapat kelezatan dan tidak [akan] sengsara, akan kekal abadi dan tidak akan mati, pakaiannya tidak [akan] rusak, dan keremajaannya tidak akan sirna..” [2]
Bagaimana, kawan? Sudah kah engkau mengetahui ke negeri mana kita akan berpetualang? Baiklah, sambutlah uluran tanganku ini sekaligus menandakan kuatnya tekad dan harapan yang bergelora untuk menjadi penghuni Surga. Rabbi yassir.
>>>Sambutan Hangat Para Malaikat. . . .
Kedatangan orang-orang beriman dalam Surga akan mendapat sambutan dan ucapan selamat dari para malaikat. Kawan, ini adalah suasana penuh kemuliaan dan kebahagiaan layaknya seorang raja yang mendapat sambutan dari dayang-dayang dan bawahannya.
أُولَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلامًا
”…Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam Surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya..” [3]
وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِن كُلِّ بَابٍْ
”…sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu..” [4]
وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ
”…dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya..”[5]
Subhanallah, kawan. Berbahagialah engkau yang istiqamah berada di jalan keimanan ketika mereka berjuang gigih dan menyatukan barisan di jalan kekufuran.
>>>Tanah Kesturi dan Batu Kerikil. . .
Kawanku, mari kita ayunkan langkah sambil berjalan menyusuri tanah dan batu kerikil Surga. Cobalah engkau lihat. Surga tidak tercipta dari tanah liat dan batu seperti yang ada di dunia. Tanah yang kita lalui begitu lembut, bukan? Bagaimana tidak, Allah سبحانه و تعالى telah menjadikan kesturi yang amat murni bak tepuk terigu nan putih sebagai tanah Surga. Batu dan kerikilnya pun adalah mutiara dan berlian. Subhanallah.
Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
“…di dalamnya banyak tenda dan kubah yang terbuat dari mutiara. Dan tanahnya adalah kesturi..” [6]
“…tanahnya seperti tepung yang sangat putih, kesturi yang sangat murni..” [7]
“…adukan semennya adalah kesturi yang sangat harum. Batu kerikilnya adalah mutiara dan berlian..” [8]
Subhanallah, begitu mengagumkan kawan. Siapakah lebih bagus ciptaannya dari Allah سبحانه و تعالى ?
>>>Pesona Keharuman Tiada Tara. .
Kawanku yang mulia, salah satu hal yang menenteramkan jiwa kita di dunia adalah ketika merasakan aroma wewangian yang sangat harum nan penuh nuansa kelembutan. Kita akan menghirup nafas dalam-dalam kemudian mengeluarkannya kembali. Udara segar memenuhi dada serta kedua paru-paru dengan hembusan-hembusan yang mengeluarakan aroma keharuman. Lalu, sejuk dan bergairahlah jiwa-jiwa. Terkikislah jenuh pikiran. Namun tidaklah kekal karena bersifat keduniaan. Adapun di Negeri Penuh Cinta yang kekal abadi maka aroma-aroma harum semerbak tersebut tidak akan punah dan akan selalu tertebar abadi. Kualitasnya pun tentu tak akan terbandingkan.
Berbahagialah engkau yang tidak membunuh kafir Mu’ahhad [9]. Berbahagialah wanita-wanita yang menutup anggun tubuh mereka dengan syari’at hijab sehingga lekuk tubuhnya tak terlihat. Berbahagialah seorang wanita yang berjalan tidak berlenggak-lenggok untuk menyihir mata yang memandang. Kuucapkan selamat atas kami dan kalian semua.
Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
“..barang siapa membunuh kafir mu’ahhad, ia tidak akan mencium aroma Surga. Padahal aromanya bisa dicium dari jarak perjalanan 40 tahun.” [10]
“..wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang berjalan berlenggak-lenggok guna membuat manusia memandangnya, mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mendapati aromanya. Padahal aroma Surga bisa dicium dari jarak 500 tahun..” [11]
Duhai penaku, tak jemu-jemu kutitip salam untuk para wanita agar membalut tubuhnya dengan syariat hijab. Aku harap mereka tak memperlihatkan lekuk tubuh dan kecantikannya di depan kami sebagai kaum laki-laki. Sungguh, kami tak membutuhkan apa yang mereka perlihatkan itu. Kami membutuhkan keimanan mereka yang sekokoh karang. Kami membutuhkan aura ketakwaan yang menyemburat dari relung jiwa yang tersirami sejuknya ilmu syar’i.
>>>Pakaian Penduduknya dan Ranum Buahnya. . . .
Begitu banyak jenis pakaian yang ada di dunia dengan berbagai mode. Ia melambangkan keindahan dan selera pemiliknya. Penaku selanjutnya akan mengajak kita melihat gambaran pakaian penduduk Negeri Penuh Cinta agar jiwa ini semakin bergelora merindukan negeri impian tersebut (bukan Negeri Mimpi atau Republik Mimpi).
Rasulullah صلی الله عليه وسلم pernah menjawab pertanyaan salah seorang sahabat tentang pakaian penduduk Surga, apakah lansung diciptakan atau ditenun:
“..tidak, tetapi dikeluarkan darinya buah-buahan surga..” [12] beliau mengatakannya tiga kali
وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ
”..dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera..”[13]
Bagaimana dengan buahnya? Kita akan melihat kurma terlebih dahulu. Cobalah pandang warna batangnya yang merah keemasan. Daun-daunya adalah pakaian-pakaian mahal penduduk Surga.
Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
“…kurma Surga, batangnya terbuat dari batu jamrud hijau [14]. Warnanya merah keemasan. daunnya adalah pakaian bagi para penduduk Surga. Darinya datang potongan-potongan dan baju-baju mahal mereka..” [15]
Kawan, makanan, minuman dan buah-buahan merupakan salah satu dari sekian banyak kenikmatan yang Allah سبحانه و تعالى sediakan bagi penduduk Negeri Penuh Cinta. Amat berbeda dengan buah-buahan penduduk bumi dari segi rasa, kadar, bahkan warna dan bentuknya walaupun dengan nama yang sama.
Cobalah kau alihkan pandanganmu sejenak, buahnya begitu mudah dipetik kapanpun kita inginkan dan kehendaki. Tanpa ada kesulitan dan tak perlu alat-alat untuk membantu.
وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلا
”..Dan naungan (pohon-pohon Surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya..” [16]
Pun, kita bisa menikmatinya dalam setiap keadaan baik berdiri, duduk, dan telentang dalam situasi apapun yang kita inginkan.
Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
“..sesungguhnya penduduk Surga akan makan buah-buahan Surga dalam kondisi berdiri, duduk, dan telentang dalam keadaan apapun yang mereka inginkan..” [17]
Lihatlah kembali kawan, buahnya sebesar guci dan timba. Ia lebih putih dari susu. Lebih manis dari madu. Lebih lembut dari cream. Dan ia tidak memiliki biji..
Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
“..Buah-buahan Surga sebesar guci dan timba. Ia lebih putih dari susu. Lebih manis dari madu. Lebih lembut dari cream. Dan ia tidak memiliki biji..” [18]
Begitu rindunya hati ini dengan kenikmatan negeri nan abadi. Begitu inginnya jiwa ini bersua dalam Surga yang tiada duka dan lara.
>>>Lezatnya Daging Burung Panggang. .
Kawan yang kucinta, burung yang kita dengar kicaunya di dunia dengan segala jenisnya yang banyak memiliki daging yang lezat dan tentu saja mengundang selera, apalagi dengan racikan bumbu-bumbu khas nusantara.
Lantas bagaimana dengan daging burung Surga? Tentu saja lebih lezat dengan cita rasa yang tak bisa dirasakan kelima alat indera kita saat ini.
وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ
”..dan daging burung dari apa yang mereka inginkan..” [19]
Abdullah bin Abbas bertutur:
“..maksudnya adalah daging burung yang kalian senangi dan kalian inginkan… Dalam hati seorang dari mereka [penduduk Surga], terbesit [keinginan] (untuk memakan) daging burung di Surga, maka burung itu langsung terbang dan terjatuh di hadapannya sesuai keinginannya dalam keadaan sudah tergoreng atau dipanggang…”
Dalam sebuah hadist disebutkan:
“..sesungguhnya kamu benar-benar melihat burung di surga. Maka burung itu segera terjatuh di hadapanmu dalam keadaan terpanggang..”[20]
Subhanallah.. amat nikmat berada di Negeri Penuh Cinta.
>>>Mari kawan kita bergandeng tangan…
Telah tertabuh genderang pertanda niat kita yang membara untuk menjadi penghuni Negeri Penuh Cinta. Mari kita bergembira ria menuju rahmat dan ketaatan kepada Allah سبحانه و تعالى, menuju kesenangan yang penuh kenikmatan yang meggelora hati di sisi Rabb Yang Maha Berkuasa. Mari bergandeng tangan menuju negeri yang tiada lelah nan letih. Mari menuju ru’yaturrahman (memandang wajah Allah سبحانه و تعالى) dengan wajah berseri-seri karena melihat Tuhannya.
>>>Semburat do’a penuh harap..
Ya Allah,hanya rahmat-Mu yang kami harap maka janganlah menyerahkan kami kepada diri kami meski hanya sekejap mata. Perbaikilah segala urusan kami dan tunjukilah kami kepada jalan lurus tiada berliku.
Peliharalah hati kami agar tak tertimbun dosa dan maksiat. Peliharalah hati kami dari segala noda dunia. Taburkanlah hati kami dengan iman agar terpelihara kami dari kesesatan dunia yang membelenggu dan dipenuhi segala mara bahaya. Isikanlah hati kami dengan kebaikan dan kemurnian agama-Mu. Lembutkanlah lidah kami untuk memuji dan mengagungkan-Mu.
Duhai Rabbi, anugerahkanlah pahala atas setiap goresan pena kami. Jadikanlah rajutan kata-kata ini menjadi embun yang menyejukkan hati bagi siapapun yang membacanya. Jadikanlah pula sebagai wasilah dan sebab tercucur dan tercurahnya hidayah-Mu. Mudah-mudahan mampu menjadi saksi kelak di hari kebangkitan.
****
Sekian, salam santun penuh kehangatan cinta untuk anda semua. .
Subhanakallahu allahumma wa bihamdika, asyhadu alla ila ha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaika..
Fachrian Almer Akira (Yani Fachriansyah Muhammad as-Samawiy)
Mataram, Lombok._
Selesai beberapa menit menjelang pukul 00.30 wita dini hari._
(kala dentuman hujan mengguyur kota)
14 Jumadil Tsani 1431 H (28 Mei 2010)_
Catatan kaki:
[1] QS. Az-Zukhruf: 71
[2] Potongan hadist riwayat at-Tirmidzi, no. 2717 dan Ahmad, no.8264. Lihat Jinaan Al-Khuld Na ‘Iimuha Wa Qushuuruha Wa Huuruha. (edisi terjemahan) oleh Syaikh Mahir Ahmad, penebit Sukses Publishing, hal.269-270.
[3] QS. Al-Furqan: 75
[4] QS. Ar-Ra’d: 23-24
[5] Qs. Az-Zumar: 73.
[6] Muttafaqun ‘alaih. Lihat Jinaan Al-Khuld Na ‘Iimuha Wa Qushuuruha Wa Huuruha. (edisi terjemahan) oleh Syaikh Mahir Ahmad, penebit Sukses Publishing, hal. 268
[7] HR Muslim, no. 7535, 7536 dan Ahmad no. 11294, 11494. Lihat ibid hal. 268-269
[8] HR Tirmidzi no. 2717 dan Ahmad no. 8264. Lihat ibid hal. 269-270
[9] Kafir Mu’ahhad adalah orang kafir yang terikat perjanjian dengan kaum muslimin bahwa ia akan diberi keamanan baik lewat bayar pajak, sultan (penguasa) maupun ikatan perdamaian. Lihat Fathul Bari 19/369. ibid hal. 318
[10] HR. al-Bukhari, Ahmad, an-Nasa’i dan Ibnu Majah. Lihat Shahih al-Jami’, no. 632. Lihat ibid hal. 318
[11] HR. Imam Malik dalam al-Muwaththa’, no. 1661. Lihat ibid hal.319
[12] HR. ahmad [2/203, 224, 225], an-Nasa’i [3/441,5872], dan ath-Thayalasi no. 2227. Lihat ibid hal. 348
[13 QS al-Fathir: 33
[14] Jamrud atau zamrud adalah batu permata yang berwarna hijau seperti lumut, sebagai mineral [dan] terdapat terutama pada lapisan-lapisan kapur di Kolombia. Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga penerbit Balai Pustaka hal. 1729.
[15] HR al-Hakim, Abu Nuaim, al-Baghawi, Ibnu Abid Dunya, al Baihaqi, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Mubarak dan Abu Syaikh. Hadist ini sanadnya Jayyid. Lihat kelengkappan nomor hadistnya dalam ibid hal. 348
[16] QS. Al-Insan: 14
[17] HR al-Mundziri dalam at-Targhib Wa at-Tarhib [4/290], Fathul Bari [8/685]. Lihat Jinaan Al-Khuld Na ‘Iimuha Wa Qushuuruha Wa Huuruha. (edisi terjemahan) oleh Syaikh Mahir Ahmad, penebit Sukses Publishing, hal. 403.
[18] HR al-Hakim, Abu Nuaim, al-Baghawi, Ibnu Abid Dunya, al Baihaqi, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Mubarak dan Abu Syaikh. Hadist ini sanadnya Jayyid. Lihat kelengkappan nomor hadistnya dalam ibid hal. 403 atau catatan kaki no [14]
[19] QS Al-Waqi’ah: 21
[20] HR Ibnu Abi Hatim seperti dalam tafsir Ibnu Katsir 3/341. Lihat keterangan ini dalam Jinaan Al-Khuld Na ‘Iimuha Wa Qushuuruha Wa Huuruha. (edisi terjemahan) oleh Syaikh Mahir Ahmad, penebit Sukses Publishing, hal. 385-386.
(http://raudhatul-muhibbin.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar