Senin, 23 Januari 2012

Long Journey

Lorhi, 27 juli 2010
13:00

Suasana perkotaan yang monoton. Keramaian yang tidak merata. Lalu lintas macet. Deru suara bising yang tidak merdu. Mengepul asap memenuhi penjuru. Ini bukan sebuah puisi. Aku hanya mencoba memulai dengan deskripsi yang sama sekali tidak menarik.

Sebuah motor dengan nomor polisi DD 2659 HW melaju membelah terik kemarau kota Makassar. Dengan kecepatan 80km/h, melintas melewati sela-sela kemacetan raya. Bersmaan pd saat itu pula, dari arah yang berlawanan, sebuah truk bernomor polisi: DD 2312 H tengah melaju dengan kecepatan 50km/h.


Mungkin cuma kebetulan. Tapi coba perhatikan! Bila dijumlahkan, ternyata kecepatan keduanya adalah 130km. Di situ ada angka 13. Yang bahkan amerika, negara yg amat maju pun meyakini adanya misteri pada angka ini. Tapi aku tidak percaya.

Namun KEMISTERIUSANnya ternyata didukung oleh 1 hal lagi. coba perhatikan kembali. Apabila diambil selisih dari nomor Polisi kedua kendraan tersebut, maka didapatkan: DD 347 H
Bisa diliat, dsitu ada kata brbunyi “DEATH”!!. Ahh..Mungkn cuma kbtulan.

Keduanya melaju tanpa menghiraukan hiruk pikuk di sekelilingnya. Tidak ada lagi kesadaran akan keselamatan yang harusnya diutamakan. Suara mesin terus menderu deru berkejar-kejaran dengan angin. Hingga, akhirnya tepat di depan sebuah warung coto itulah kisah ini dimulai.

Waktu Seolah-olah mengurangi kecepatannya setengah milidetik dari biasanya.
Sebuah suara melengking memekak telinga.
Debu beterbangan.
dan..

Tidak terjadi apa-apa. Keduanya berhenti istirahat makan siang.

Jauh di bawah permukaan tanah, sekelompok semut hitam mengepung gumpalan putih glukosa. Semuanya sangat sibuk sampai-sampai tidak lagi saling mengenal satu sama lain. Kecuali seekor smut yang sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Ia hnya berbaring merenungi nasibnya selama ini. Tersesat dalam rimba keputus asaan dalam pikirannya sendiri.
Ia tdk tau apa-apa. Ia hanya menyadari 1 hal:
bahwa perjalanannya masih sangat panjang. Namun ia tidak berbuat apa-apa.

Itulah aku.
Diam adalah usaha terbesarku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar