Selasa, 24 Januari 2012

Ketika engkau dipanggil ustadz

Maraknya nyamuk di seantero kamarku menyebabkan susah merasakan nikmatnya tidur. Muncullah Inisiatif untuk menggunakan alat bantu.
Kini, tibalah aku di depan sebuah kios d sberang jalan dg tata raya.. Tnpa dmnta, seorang bapak keluar mnemuiku..
Dan...1 kalimat yang kemudian menjadi alasan mengapa aku membuat tulisan ini.
"Mau beli apa ustadz?"
haah?? Spontan. Seuntai senyum terkalung di bibirku….
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lihatkah kamu ada yang aneh dari keempat kata itu?

Tentu kamu temukan dengan mudah. Ya, kata “Ustadz” lah yang bermasalah pada kalimat itu.
Sekiranya ia ditujukan untuk yang memang pantas, tentu tiada masalah, dan aku pun tidak perlu repot2 mengetik tanpa gaji seperti sekarang ini. However, kata itu ditujukan untuk Saya, Aku, Aq, Z, Sy, dan Akuh..!!! Unimaginable..!! Hei,,Masa sichh?? Si Asri yang ******* ini dipanggil Ustadz? Si Azrie yang dulunya suka ******* ini dibilang ustadz?
Senyuman itu..
Ia terukir penuh makna after hearing panggilan itu.. Pun, aku tidak tau makna senyumku saat itu.. mengapa aku senyum saat dipanggil “Ustadz”?
Lucukah? Kayaknaa tidak.
Atau Aku bangga dipanggil seperti itu? Hmm.. Aku tidak yakin.
Atau merasa tersindir karena tidak sesuai penempatannya? Hmm.. Aku ragu.
Yang jelas, ini mungkin satu dari tujuh senyuman paling misterius didunia.

Dipanggil ustadz..
Ini bukanlah yang pertama kali kami alami..
Dan selalu, respon ketika mengalaminya ialah sebuah senyuman yang unpredictable.
Tentunya karena tidak biasa. Otak belom terlalu akrab dengan makhluk asing ini, sehingga selalu perintah yang dikirim juga tidak jelas.
Ustadz ialah gelar atau julukan untuk orang yang memiliki pemahaman cukup matang dalam persoalan agama Islam. Ilmunya yang mulia menempatkan dirinya pada posisi tersendiri dalam masyarakat. Derajatnya tinggi, tapi tidak sekedar tinggi. Seperti ini maksudnya; Seorang yang bertitel M. Pd selalu dihormati dan disegani di kalangan masyarakat. Mengapa demikian? Ya. Karena pendidikannya tinggi. Karena dia dianggap memiliki ilmu yang banyak dan luas. Lalu, seorang yang bertitel M.Pd, M.H, atau M.E seharusnya memiliki derajat lebih dibanding orang yang bertitel S.Pdi. namun, ketika si S.Pdi ini telah dikenal dengan julukan ustadz, maka automatically, si M.Pd dkk ini begitu hormat, segan dan amat menghargainya. Mengapa? Karena ilmu agama dianggap lebih meninggikan derajat daripada ilmu-ilmu yang lain. Sejatinya, bukanlah harta, atau pangkat yang mengangkat derajat, melainkan ilmu. Hal ini telah dijanjikan oleh Allah Azza Wa Jalla, di dalam Kitabnya yang mulia:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Al-Mujadilah: 11)
Dan, Ilmu al-Quran lah yang kemudian akan meninggikan derajat seseorang jauh lebih tinggi dari yang lain. Orang yang mempelajari ilmu Islam, mengkaji Al-Quran, yang tentunya untuk diamalkan dan disampaikan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah akan meninggikan derajat suatu kaum dengan perantaraan kitab ini (Al-Qur’an) dan merendahkan sebagian yang lain dengannya”. (HR. Muslim).
Ustadz..Betapa tngginya julukan itu.. Julukan yg untuk orng yg dianggap dkat dgn alquran.. Akrab dgn ilmu syar'i.. Dekat dgn masjid..
Ya, Ustadz ialah orang yang derajatnya lebih tinggi dari yang lain. Ketika julukan itu mulai melekat pada diri kita, bagaimana seharusnya kita menyikapinya? Apakah kita larang mereka manggil kita seperti itu? Atau kita biarkan saja seperti itu?
Mendapat julukan seperti itu oleh masyarakat, secara tidak langsung merupakan unjuk persepsi kepada attitude, performance dan behavior kita. Mgkn dari sikap dan penampilan kita, mereka merasa pas bila mengejek kita dengan panggilan itu. Ini juga bisa menjadi semacam expectancy mereka bagi pribadi kita. Dan yang paling ekstrim ialah manakala mereka menjadikan kita objek precedentive paragon.
Ketika dipanggil Ustadz..
Anggaplah itu sebagai doa.. Aminkan dalam hatimu agar Allah benar-benar menjadikan dirimu mulia semulia julukan itu..dan jangan kecewakan mereka yang telah memanggilmu seperti itu.. mereka yang telah menyemangatimu.. menitipkan kepercayaannya kepadamu.. menempatkanmu pada posisi yang special di hati mereka..
Namun, jangan pula sekalipun merasa sombong dan bangga dengan julukan itu.. jangan pernah menganggap dirimu itu lebih baik dari mereka.. sungguh, ini merupakan ujian bagimu.. ujian yang sangat berat yang harus kau hadapi..
Dan jgn pula engkau trkecoh oleh syaitan.. Sngguh, mreka slalu punya cara untuk mnjerumuskanmu.. Mlalui ujian ini, mreka akan mencoba menanamkan benih riya' dlam sanubarimu.. Dan bahayanya, niat beramal beribadah bkan lg krena Allah, ttapi krena ingin dilihat orang, krena ingin dpanggil ustadz..
Pertahankan keikhlasanmu.. Bersabar dalam keistiqamahan.. Sngguh, surga itu adalah FAKTA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar