Minggu, 22 Juli 2012

AYAH ! SHALAT SUBUH


S

uatu hari seorang anak sedang belajar di sekolahnya, dia baru kelas 3 SD. Di salah satu pelajaran, seorang guru menjelaskan tentang shalat subuh dan dia menyimaknya dengan seksama. Mulailah gurunya berbicara tentang keutamaan dan pentingnya shalat subuh dengan cara yang menggugah, tersentuhlah anak didiknya yang masih kecil itu. Terpengaruhlah seorang anak kecil tadi oleh perkataan gurunya sementara ini dia belum pernah shalat subuh sebelumnya dan juga keluarganya.
Ketika dia pulang kerumah, berpikirlah dia bagaimana caranya supaya bia bangun untuk shalat subuh besoknya. Dia tidak mendapatkan caranya selain tidak tidur semalaman sampai bisa melaksanakan shalat subuh. Dia melakukan caranya itu. Dan ketika mendengar azan, bergegaslah dia untuk menjalankan shalat subuh. Tetapi ada masalah bagi anak kecil ini untuk sampai ke mesjid karena letaknya jauh dari rumahnya. Dia tidak bisa berangkat sendirian, maka menangislah dia dan duduk di depan pintu. Tetapi tiba2 dia mendengar suara langkah kaki dari seseorang dari arah jalan, dibukalah pintu dan keluarlah segera dari rumahnya. Nampaknya kakek ini menuju mesjid, anak kecil ini melihat sang kakek dan dia kenal. Kakek ini adalah kakek temannya, Ahmad. Anak kecil ini mengikuti kakek Ahmad di belakangnya dengan rasa khawatir dan perlahan lahan dalam berjalan, jangan sampai si kakek merasa diikuti dan melaporkan dia ke keluarganya dan yang kemungkinan akan menghukumnya. Berjalanlah peristiwa ini seterusnya sampai pada suatu ketika si kakek di panggil oleh Allah pemilik jiwa & raganya,, si kakek wafat.
Anak kecil mendengar kabar ini, tetegunlah dia dan menangis sejadi-jadinya. Ayahnya sangat heran melihat kondisi seperti ini, kemudian bertanyalah kepada anaknya, “wahai anakku kenapa kamu menangis sampai seperti ini, dia itu bukan teman bermainmu dan bukan pula saudaramu yang hilang ?” anak kecil itu melihat kearah ayanhnya dengan berlinang air mata penuh kesedihan dan berkata kepada ayahnya “seandainya yang meninggal itu ayah, bukan dia .”Bagai disambar petir dan tercenganglah seorang ayah kenapa anaknya yang berkata dengan ungkapan seperti itu’’’ dan kenapa begitu cintanya  anaknya pada si kakek? Anak kecil iti menjawab dengan suara parau ”aku tidak kehilangan dia karena hal2 yang ayah sebutkan . “betambah heran ayahnya itu dan bertanya, “lalu karena apa ?” anak itu menjawab “karena shalat… karena shalat…”kemudian anak itu menambahkan pembicaraannya, “ ayah, kenapa ayah tidak shalat subuh ? kenapa ayah tidak seperti si kakek dan seperti orang lain yang aku lihat?”. Barkata ayanhnya ”dimana kau melihatnya ?” anak kecil itu menjawab “di mesjid”. Berkata lagi ayanhnya, “bagaimana kisahnya ? maka berceritalah anak kecil itu kepada ayahnya tentang apa yang dilakukan selama ini. Tersentuhlah seorang ayah oleh anaknya, lembutlah hati dan tubuhnya, jatuhlah air matanya, dipeluklah anaknya, dan semenjak peristiwa itu, ayah anak itu tidak pernah meninggalkan shalat subuh satu waktupun dan semuanya dilakukan di mesjid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar